Thursday, December 10, 2009

Pilihlah Aksi/Tindakan Anda Dengan Penuh Kesadaran, Bukan Karena Reaktif Terhadap Keadaan

Hidup adalah pilihan.

Udah banyak orang yang tau :p Udah sering orang yang ngomong dan banyak pula di buku ditulis begitu. Kalau hidup memang pilihan. Kok ya banyak yah orang yang tetap aja memilih hidup yang menderita, gak enak, penuh konflik, miskin atau memilih merugikan diri sendiri/orang lain?

Hmmm…

Siang ini, saya adalah orang yang beruntung karena memiliki WAKTU. Di saat banyak orang mengeluh betapa sedikitnya waktu mereka untuk bersantai dan rileks atau menikmati hidup. Saya malah sempat mengeluh betapa saya memiliki terlalu banyak waktu untuk merasa sendirian dan kesepian.

Hmmm…

Terus mulai deh ada yang mikir dan nanya gini, “Pak Momo kan terapis. Udah sembuhin banyak orang. Pasti enak yah hidupnya. Ada masalah apa pun. Tinggal merem, terapi diri sendiri, ilang deh masalahnya” Hahahaha…

Ehm…

Jujur saya juga sempat kejebak pada stereotip atau label yang banyak orang harapkan pada saya dan saya sendiri inginnnya begitu. Sampai saya bertemu kebenaran yang satu ini:

MASALAH AKAN SELALU ADA. Karena hidup itu memang sudah dari sononya begitu Sesuai hukum alam. Ada panas, ada hujan. Ada badai, ada cucara cerah. Ada musim dingin, ada musim panas. Ada musim gugur, ada musim semi. Masalahnya, di musim apa pun, di keadaan apa pun. SELALU ADA saja orang yang senang dan bahagia juga ada orang yang sedih dan tersiksa. Lho?

Pernah seorang sahabat saya curhat melalui YM ke saya. Dia omong gini, “Bro, aku kesal dan marah banget. Seluruh badanku rasanya panas dan darahku mendidih. Aku benci banget sama keadaan ini. Kenapa sih masalah selalu menghampiri aku? Padahal aku gak pernah dengan sengaja cari masalah!”

Ow…

Saya sempat merasakah kepedihan dan kemarahannya sampai saya sendiri sempat gak bisa omong apa. Saya cuma bisa diam sejenak dan berpikir, gimana cara saya menjawab yang bisa dia mengerti dan membuat kedewasaan serta kebijaksanaan yang sudah ada dalam dirinya muncul ya?

Hmmm…

“Begini , Bro!” kata saya. “Matahari itu panas kan ya?” tanya saya.
“Iya, apalagi di Medan sini. Panas banget!”
“Trus, kalau kita kepanasan kayak gitu, enaknya gimana?” tanya saya lagi/
“Yah cari kipas, berteduh, pasang AC.”
“Wah, Bro sudah tahu solusinya Bagus!” Dan saya lanjutkan lagi. “Sekarang ini Bro lagi kepanasan ya kena masalah? Iya kan?”
“Nah, menurut Bro, gimana caranya suapaya Bro gak kepanasan karena masalah ini? Tadi Bro sendiri sudah jawab: cari kipas, berteduh, pasang AC. BUKAN marah-marah sama matahari kan kalau orang kepanasan? Trus, kenapa Bro marah-marah sama masalahnya?”

Diam….

“Aku tahu sekarang Bro sudah mendapatkan jawabannya dan menjadi lebih bijaksana ” lanjut saya lagi.
“Bro, kalau aku ke Jakarta, aku akan temui Bro ya.” Jawabnya lagi, berhenti marah dan lebih tenang

Hehehe…

Hidup adalah pilihan. Tapi BUKAN sekadar pilihan. Banyak kali saya temui termasuk pada diri saya sendiri. Bahwa yang kita kerjakan saat ini bukanlah pilihan yang sudah kita pikirkan secara mendalam dengan hati nurani, pikiran jernih dan sepenuh hati dijalankan. Kita cenderung reaktif terhadap keadaan dan hanya berusaha mengatasi masalah TANPA kita sadar bahwa justru tindakan kita yang berdasarkan pilihan yang tidak sadar saat inilah justru yang jadi biang masalahnya. Hingga terjadilah sebab-akibat yang tidak pernah putus dan selesai.

Jadi, balik ke topik semula. Tentang saya yang sedang menghadapi masalah: perasaan sendirian dan kesepian. Saya sudah mencoba melarikan diri dari perasaan ini sebelumnya. Saya mencoba mengatasinya dengan cara bersenang-senang, baca komik, ketawa-tiwi sendiri, jalan-jalan, cari pacar baru, having fun, dan cekakak-cekikik sama teman2. Bahkan saya mencoba cara positif seperti berbagi dengan orang lain. Menjadi terapis. Menjadi orang yang berprestasi agar dapat perhatian dan lain-lain. Namun, kehampaan ini tidak pernah hilang dan bisa diisi dengan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Saya juga jadi ingat pada seroang sahabat saya yang kena sindrom BlackBerry. Betapa manusia telah menjadi sangat kesepian sehingga kebutuhan untuk selalu diisi dari luar. Berharap senang karena selalu ada yang menemani itu sudah menjadi begitu kronis. “Biar rame aja.” begitu kata salah satu teman saya. Akibatnya adalah, teman saya ini tidak pernah bisa fokus 100% . Saat sedang bersama seseorang. Dia malah asik chatting dan main FB. Gimana gak kesepian? Dia tidak pernah benar-benar berelasi dengan orang di dekatnya. Dan saat kekosongan ini menerpa. Juga ditutup dengan cara menyibukan diri dengan harapan semangatnya dalam mengejar impian bisa menutup kehampaan hatinya. Begitulah siklus hidupnya jadinya setiap hari. Kerja, chatting, karena kalau gak kerja dan chatting dia kesepian, terus akibatnya jadi butuh bergaul, having fun: nonton, jalan-jalan, makan, hiburan. Butuh duit, kerja lagi lebih keras. Agar bisa bayar pulsa chatting, biaya hiburan dan biaya menggapai harapan…. Harapan yang MASIH JAUH di depan. Dan akhirnya proses mencapainya dicapai dengan mengorbankan kedamaian pikiran dan ketenangan batin.


Saat ini lah saya ingat apa dikatakan oleh Pak Gobind Vashdev dalam salah satu sharingnya sebagai pembicara gathering MM, “Selama kebahagiaan dicari dari luar. Selama itulah kita tidak akan pernah bahagia sesungguhnya, karena yang bersumber dari luar, tidak kekal.” Hal ini menguatkan apa yang telah saya pelajari dari Pak Merta Ada, buku-buku Ajahn Brahm dan lain-lainnya.


Ahahaha….

Kok ketawa? Ya iya,orang itu juga terjadi sama saya kok hahahaha… Sampai titik saya sadar dan mulai ketawa ngakak diiringi rasa bahagia bahwa saya sadar, ternyata, selama ini masalah TIDAK PERNAH menghampiri saya. Orang saya yang dengan senang hati menciptakannya dan memilih nyebur di dalamnya dengan sukarela kok :p

Saat saya bediam dan TIDAK BERUSAHA menghilangkan rasa kesepian dan kesendirian itu. Saya mulai menjadi sahabat mereka, berangkulan. Dan, hei, anehnya, saat saya tidak lagi berusaha mengusir mereka. Mereka malah duduk senang dengan diam dan tidak lagi cari perhatian dengan berusaha terus kembali karena maksud mereka baik dan merusaha bilangin bahwa masalah saya sesungguhnya bukan pada keadaan di luar sana.

Di dalam sini…

Hmmm… saya pun tersenyum simpul demi menyadari. Bahwa segala kekacauan dalam hidup saya , masalah, konflik, ketidakberuntungan. Alamak! Ternyata karena saya selama ini tidak memilih dengan sadar tindakan saya tetapi cuma karena REAKTIF dan ingin lari dari PERASAAN serta ketakutan saya sendiri. Astaga!

Maka, saya pun memutuskan untuk berkawan dengan waktu. Saya memilih untuk mengisi waktu yang kosong ini dengan tindakan yang bermakna dan memperkaya diri saya. Mengisi diri saya dengan pikiran baik, meditasi dan merapikan segala yang berantakan yang selama ini terjadi karena tindakan reaktif saya. Penerimaan… membebaskan kita dari penjara mental (emosi dan pikiran). Dan setelah kita bebas, kita bisa memilih tindakan yang sesuai dengan rencana kita.

Jadi, jika Anda merasa hidup Anda saat ini kacau, kurang bahagia, batin Anda terasa hampa. Mungkin karena bukan hidup seperti inilah yang Anda inignkan dan rencakan. Coba ambil waktu duduk sejenak. Matikan semua HP, televisi dll yang dari luar. Coba bicaralah dengan hati Anda sendiri secara jujur. Akui perasaan Anda sesungguhnya. Setelah diberi perhatian, maka perasaan2 Anda pun gak perlu lagi cari perhatian dengan muncul semau2nya. Saat itulah ada ketenangan. Dan saat sketsa hati Anda cerah dan biru jernih seperti langit. Mulailah rencanakan tindakan Anda dengan kesadaran penuh untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Demikian sharing saya. Maaf ya kalau kepanjangan dan kalau ada salah kutip hehehe…

Rudi "Momo" Muliyono, C.Ht. - QHI
Certified - Client Centered Counselor& Mind Therapist
http://rudi-muliyono.blogspot.com