Monday, April 12, 2010

Testimony: Bisa tidur nyenyak. Semakin PD dan Bahagia.

Buat pk Arifin Y dn Momo,

Trimakasih banyak loh dng adanya acara gathering Jumat kemarin.Sy dapat banyak MANFAAT pembelajaran dr momo.Krn sy baru di komunitas hypnoterapi dn sy juga masih dlm penyembuhan krn TIA(Transient Ischemic Attack) atau Mini Stroke.

Malam itu peserta gathering langsung "dibimbing" Momo u selfmeditation(bener gk sih namanya)...juga di terangkan "Bagaimana bila menghadapi masalah2 dlm perjalanan hidup ini,dn u mencapai tujuan kita".....Wuiiihhhh "MANTAB"....sy yg harusnya "gk boleh tidur liwat jam 9/10 malam.....baru bisa pulang jam 11 malam.....dng perjalanan dr tomang ke jagakarsa yg lumayan jauh....sampai rumah...langsung ganti baju siap2 u tidur...eee..weleh2..."LANGSUNG TIDUR PULAS las las...gak terbangun sama sekali sampai pagi...wuiiihhh..padahal sudah 3 minggu ini sy tidak bisa tidur nyenyak sejak sakit dn bolak balik ke toilet (3-4x)dlm se mlm krn pengaruh obat hypertensi.Tapi Jumat malam kemarin"Luar Biasa"...tidur nyenyak,pulas,tanpa di interupsi kebelakang.Dan....sy juga "sudah bisa PD dn Hepi "dlm menjalani hari2 sy kedepannya.Tq ya Mo...juga sy seneng bisa gabung di milis ini...isinya "ok"loh.

Senangnya ada orang2 yang "Luar Biasa" seperti MOMO yg Ikhlas ber"BAGI" ilmu tanpa pamrih.Tq juga u pk Arifin yg ramah dn ikhlas menyediakan rumahnya untuk kami belajar.
Semoga Allah membalas kebaikkan2 kalian berlipat ganda.Amin.^-^
Salam sehat yuli.

Friday, March 12, 2010

Hidup Ini Adalah Penderitaan ^_^

Sering dengar statement itu?

SAMA :p

Saya baru saja membaca beberapa bagian dalam buku Hidup Senang Mati Tenang tulisan Ajahn Brahm. Saya adalah salah satu penggemar tulisan-tulisan beliau dan belajar mempraktekannya.

Kok bisa ya ada statement begitu?

Begini, saya mendengar curhat dari seorang teman yang patah hati. Dia begitu menderita karena merasa hampa hidupnya tanpa kekasih (kayak lagu ya :p). Anehnya, ada teman saya yang sudah menjalin relasi dengan pasangannya lebih dari 6 tahun, dia juga bisa tiba2 merasa sedih dan kemudian curhat sama saya. Ada lagi seorang yang lain teman saya. Sangat sukses di seusianya. Guru piano yang handal, murid2nya seringkali juara saat lomba dan lulus tes dengan nilai sempurna. Kepala Cabang di suatu dealer piano kelas atas. Bahkan sampai menjadi salah satu penampil di festival Java Jazz lalu. Dia juga curhat sama saya dan bilang hidupnya begitu berat dan penuh tekanan. Sampai kadang mesti minum Xanax dan Zoloft. Padahal, dia punya kekasih, unit apartment yang bagus, mobil keluaran terbaru dan karir yang gemilang. Tampan dan masih muda pula. Apa yang kurang coba?

Saat ini lah saya sadar bahwa sesungguhnya derita itu TIDAK RELEVAN dengan situasi yang kita hadapi saat ini.

Buktinya? Dalam kondisi apa pun orang selalu saja bisa menderita dan ingin lepas darinya. Jadi, sebenarnya bukan kondisinya kan yang membuat penderitaan. Tetapi kurangnya rasa bahagia (kekeringan batin) itulah yang membuat kita menderita. Dan hal inilah yang seringkali membuat orang tidak sukses dalam hidupnya. Sukses dalam arti gak sekadar punya uang, tapi juga tenang batinnya.

Padahal, bagi yang sudah membaca buku Pak Adi dan Pak Ariesandi, Becoming A Money Magnet tahu bahwa orang yang bahagia dan tenang itu level energinya sangat tinggi. Dan, semakin tinggi level energy, semakin mudahlah orang mendapatkan apa pun yang diinginkannya.

Jadi, seharusnya orang itu BAHAGIA SEKARANG juga. Karena dengan bahagia itulah orang otomatis akan menarik kekayaan dan semakin kaya semakin harinya.

Eh yang betul? Loh, kan sudah ada penelitian ilmiahnya! Plus, saya sudah membuktikan hal ini dengan eksperimen kecil2an di sebuah perusahaan agency asuransi. Awalnya cuma karena saya bosen melihat seorang teman saya tiap kali dateng ke kantor bukannya setor SPAJ tapi malahan setor muka BT dan bikin BT orang lain dengan curhatnya yang gak abis2. Sampai leadernya nyerah dan minta saya ngomong sama dia. Jadilah awalnya saya menemukan teknik ini dengan gak sengaja. Dia berubah hanya dengan dua kalimat saya ini:

B, kamu sendirian selalu sedih? Atau kadang bisa hepi juga meski sendirian? -> Ya, bisa hepi sendiri juga sih meski sendiri kadang.
Terus, kalau sama teman/rame-rame itu selalu hepi atau kadang bisa sedih juga? -> Ya, kadang bisa sedih juga sih.

Jadi, kamu sekarang sedih itu karena sendirian/rame-rame atau karena kamu yang milih jadi sedih?

Teng nong, si B diem aja dan mikir. Dan setelah kesadarannya kebuka dia tanya sama saya gimana caranya dong supaya dia gak sedih2 lagi.

Nah, saya jawab dengan memintanya melakukan langkah AFL berikut ini:

Acknowlede (Akui):
Kebanyakan orang berusaha memendam atau melarikan diri dari masalah ini. Mungkin karena gak mau kelihatan lemah sehingga berusaha (pura-pura) kuat. Misalnya, berusaha menutupi kesedihan/deritanya dengan cara minum-minum. Entertaining: karaoke, makan, kerja, dll. Yang intinya mencari kesenangan dari luar. O ow hal ini malah membuat emosi yang dipendam bertambah buruk. Setelah aktifitas pelariannya selesai, tambah parah lah perasan negative (derita)nya. Gimana caranya supaya emosnya bisa dilepas?

Akui kondisi Anda saat ini.

Rasakan perasaan Anda dan sejujurnya katakan dalam hati, “Kondisi saya saat ini…..” (isi dengan apa pun sedetil2nya apa yang mengganjal pikiran dan perasaan Anda)

Contoh: Hiks hiks, gw sekarang lagi BT banget, benci sama si X. Tapi gw kangen banget sama dia ;-( (gitu salah satu contohnya hehehe)


Forgive (Memaafkan) and Let Go.
Memaafkan akan jadi proses yang lebih mudah setelah Anda akui dulu masalahnya. Makanya ditaruh di langkah pertama ya akuinya. Sama seperti ada makanan busuk yang mau Anda buang. Lebih mudah membuangnya setelah Anda keluarkan dari laci Anda. Akan lebih mudah memaafkan kondisi saat ini setelah Anda mengeluarkan “makanan busuk” dari “laci” hati Anda dan memandang (menerima) kondisinya apa adanya. Lah kalau gak keliatan/ dikeluarin semua kan gak bisa dibuang total gitu loh ;p

Lanjutkan dengan kalimat ini:
Meski kondisi saya saat ini seperti ini. Gimana caranya ya saya tetap bisa …? (isi dengan keadaan yang Anda inginkan, misalnya: bahagia, tenang, dll)

Pikiran dirancang untuk selalu memberikan jawaban. Dengan bertanya secara positif, Anda akan mendapatkan jawaban positif. Itulah mengapa yang negative dikeluarkan di langkah pertama dulu setuntas-tuntasnya. Dan langkah kedua sesungguhnya mengubah fokus seseorang dari masalah (hal yang tidak diinginkan) kepada solusi (hal yang diinginkan).

Pada langkah ini juga kita sebenarnya sedang menggunakan hukum kerja pikiran. Kemana pikiran diarahkan, kesitulah energi kita curahkan dan objeknya tumbuh. Jadi, setelah kalimat tanya positif di atas Anda tanyakan ke dalam hati Anda. Anda boleh tulisan jawabannya dan LANGSUNG LAKUKAN. Jawaban yang berasal dari hati Anda keluar berdasarkan data hidup Anda selama ini. Sudah diukur sesuai dengan kapabilitas&kemampuan Anda. Jawababannya pasti bisa Anda lakukan dan mudah. Dan, jika Anda lakukan, saat itu juga Anda telah melepaskan diri dari masalah dan menuju pada solusi. Langsung ada hasilnya. Dijamin!

Kembali ke kasus B di atas. Setelah dia melakukan langkah2 di atas. Dia kaget karena jawaban dari hatinya begini: Alah! Lo Cuma BT gara2 capek doang, bukan kesepian. Nebak2(analisa) sendiri sih. Udah rebahan santai aja dulu. Kan capek abisan pulang kerja. Si B yang biasanya setelah pulang ke rumah BT terus langsung deh kirim message ke orang via BB untuk cari teman dan kabur keluar setelahnya (main bilyard, dll) dengan konsekuensi pulangnya dia tambah BT karena duitnya abis, kali ini dia ingat panduan saya dan dia lakukan. Eh benar juga ya, dia merasa enakan setelah rebahan sebentar. Terus, dia tanya lagi ke dalam hatinya. Gimana ya caranya supaya bisa lebih hepi lagi? Dijawab: bikin teh manis anget aja. Sekalia lagi dia sempat ragu (analisa). Tapi, dia memilih melakukan. Eh, benar tambah hepi. Dia tanya lagi, dapat jawaban lagi, dia tambah hepi lagi. Sampai dia lupa bales message saya dua jam wakakakka….

Pikiran yang sering kita pilih, pikiran inilah yang akan tumbuh. Kadang, tanpa disadari kita telah terbiasa memilih pikiran buruk. Setelah kita melekati pikiran buruk ini. Munculah perasaan buruk. Kita pun bertindak buruk. Lama2 jadi perilaku dan setelahnya jadi kebiasaan (habit). Sedikit-sedikit berpikir buruk. Dengan teknik AFL di atas. Setiap kali Anda ingat, Anda lakukan. Maka pikiran Anda mulai dilatih fokus ke hal yang baik (positive) yang Anda inginkan. Pikiran bahagia membuahkan perasaan bahagia, perasaan bahagia membuat orang bertindak yang membahagiakan. Sering seperti ini lama2 perilaku kita menciptakan kebahagiaan. Teruskan, dan kita akan terbiasa jadi orang yang tahu caranya berbahagia dalam segala hal. Saat kebahagiaan mampu disadari dan diciptakan. Semakin mudah menarik dan menemukannya dalam hidup kita.

BUKTIKAN!



Ps: dari kasus B di atas, saya mulai buka kelas buat lebih banyak orang. Dari peserta kelas ini, saya dapat banyak sharing yang menakjubkan. Dari sini saya semakin matang dengan teknik ini. Dimintalah saya buka kelas untuk keseluruhan perusahaan. Hasilnya sangat bagus dan akhirnya saya diminta jadi salah satu coach kelas khusus high achiever di perusahaan afiliasi asuransi ini. Ehh… tentunya saya sendiri adalah salah seorang top agent di perusahaan ini ya. Kan semua teknik yang saya bagi adalah hasil dari pengalaman (pembuktian) pribadi dan juga konversi dari pengalaman saya memberikan terapi di dalam ruangan. Langkah2 sederhana di atas lahir dari pengamatan saya bahwa teknik terapi di ruangan ternyata sulit diterapkan di lapangan. Jadi, saya putuskan BACK TO BASIC. Kembali ke cara kerja pikiran Menciptakan teknik yang SEE (Simple Easy dan Effective). Saya akan membagikan teknik ini sesuai misi saya: “To make other people life worthy also.”


Rudi Muliyono (Momo), C.Ht. - QHI
Certified-Client Centered Counselor & One Session Cleared Therapist
Commited and proven to heal drugs addicted, trauma and phobia in only one session therapy. Helping people to achieve peak performance, maintaining self-development & have a peace of mind.

Wednesday, February 3, 2010

Mencari Pemuas

Dear All,

Saya belakangan ini banyak mengamati perilaku orang sekitar saya. Juga perilaku diri sendiri. Terutama sekali, saya banyak mengamati orang-orang yang sudah saya kenal baik dari milis ini :-) Kami tumbuh-berkembang bersama. Jatuh-bangun bersama.

Dari yang saya amati. Sekali lagi, saya ingin memperkuat apa yang telah ditulis (dan semoga dilakukan oleh baik penulisnya maupun kita semua) oleh Pak Budharto maupun Dwi Yuniari Dharmanto. Bahwa hendaknya kita tidak hanya sekedar mencari jawaban atau inspirasi tetapi juga melakukannya agar ada bukti nyata yang memberikan kepuasan batin bagi diri kita sendiri :-)

Ini dia yang ingin saya sampaikan. Kepuasan batin bagi diri sendiri...

Banyak orang (termasuk saya sendiri) seringkali mengalami lapar batin. Batinnya kering karena hidup dalam skenario yg sesungguhnya tidak diinginkan dan tidak sesuai yang diharapkan. Dan banyak kali akhirnya kita mencari jalan keluar. Kepada bacaan2, kepada buku2 dan kepada guru2.

Masalahnya, banyak kali juga saya mendapati. Bahwa daripada menyelesaikan masalah sesungguhnya. Kebanyakan orang secara sadar maupun gak sadar belumlah mau sungguh2 mengatasi masalah dan mengubah hidupnya. Melainkan hanya mencari "alat pemuas" kekeringan batinnya dari sumber luar.

Akhirnya... banyaklah saya mendegar kisah betapa seseorang menyalahkan seorang guru, terapis, teman atau sahabat yang dianggap tidak bisa "memuaskan" dirinya. Dan kemudian berganti "idola". Entah itu guru, bacaan atau pun teman. Dan semakin menumpuklah itu buku dan koleksi sertifikat seminar di rumahnya. Tapi, gak berubah juga ya hidupnya. Tetap begitu2 saja.

Padahal, jika suatu ilmu dilakukan dgn sungguh2. Impactnya akan sungguh sangat luar biasa. Misalnya EFT. Saya kenal seorang teman yg sangat pandai teori soal EFT, meditasi dll. Tapi yah begitu lah, dia tidak juga kunjung paham esensi dari semua ilmu ini. Karena, selalu berharap bimbingan dari orang lain yg bisa memuaskan keingintahuannya dan berharap dia bisa jadi pandai tetapi diajari cara jadi pandainya.

Heh?

Bahkan anak sekolahan saja sudah diajari. Bahwa jika ingin pandai dan berkembang. Kita mesti tetap praktek sendiri apa yg sudah kita pelajari. Bukan selalu minta diajari dan ditemani setiap saat. Sama seperti orang yg belajar menyetir kendaraan. Instruktur akan mengajari semua ilmu di awal. Namun, seseorang jadi mahir menyetir di jalan adalah karena dia sering "praktek" nyetir di jalan. Bukan karena rajin bertanya soal menyetir dan tetap maunya ditemani kalau menyetir.

Nih dia...

Banyak orang, sadar atau tidak sadar. Sebenarnya hanya BUTUH PERHATIAN. Bukan ingin menyelesaikan masalah yang dia tanya, misalnya tanya soal mental block. Nanti sudah dijawab, juga ga dilakuin. Dan saya... menemui banyak kasus ini di lapangan. Bukan di milis saja dan melalui tulisan. Bahkan saya temukan pada banyak sahabat saya. Terutama yg banyak koleksi buku dan seminar itu. Kebanyakan mikir dan tanya. Tapi gak dilakukan :p

Jika Anda butuh perhatian. Beri diri Anda perhatian. Karena, hanya Anda yang sungguh tahu apa yang bisa memuaskan batin Anda. Jangan mencarinya dari org lain. Karena orang lain juga punya masalahnya sendiri.

Jika Anda mau mengubah hidup. Jalankan apa jawaban yg sudah Anda dapat. Adalah lebih mudah menjalankannya daripada memikirkannya. Berpikir adalah pekerjaan yg berat dan melelahkan. Sama seperti Anda mau naik busway dari Sarinah ke Blok M. Adalah lebih mudah Anda jalan ke haltenya, beli tiket dan masuk ke bus. Daripada menghabiskan waktu 30 menit untuk cemas dan kahwatir memikirkan kemungkinan macet, dicopet atau kecelakaan.

Adalah lebih mudah Anda menjadi sukses dengan menjalankan saja apa yang Anda sudah tahu apa yang mesti dijalankan daripada memikirkannya terus-menerus.

Jadi, lakukan! Jangan juga cuma kebanyakan ngetik dan baca. Move move move :p

Hahaha...

Salam hangat ;-)

Dari terapis yg akhirnya sadar setelah menggunakan semua ilmu yg dipelajarinya untuk mengubah hidupnyua sendiri dan menjalankan apa yg diajarkannya ke klien2nya. Momo.


Rudi Muliyono (Momo), C.Ht. - QHI
Certified-Client Centered Counselor & One Session Cleared Therapist

Commited and proven to heal drugs addicted, trauma and phobia in only one session therapy. Helping people to achieve peak performance, maintaining self-development & have a peace of mind.

Sunday, January 24, 2010

MENTAL BLOCK DUA LAPIS

Iya benar, mental block dua lapis bukan kue lapis hehehe… Apa tuh? Begini…

Saya sudah lama sekali ada di milis ini. Dari seorang penggemar setia Pak Adi dan Pak Ariesandi dan kemudian juga membaca buku-buku yang direferensikan di milis ini. Sampai pada akhirnya saya menjadi seorang terapis. Saya bersyukur telah begitu banyak beroleh pengetahuan. Namun, pengalaman memang adalah guru yang terbaik. Dan saya bersyukur bahwa sejak saya menjadi seorang terapis lulusan QHI. Saya dibolehkan mengalami begitu banyak insight dan pencerahan2 kecil hasil dari interaksi saya dengan ratusan klien.

Ada salah satu “penyakit kronis” yang melanda begitu banyak orang yang sudah lama mengikuti milis ini: terlalu pintar :-D huakakka Maksudnya? Pak Adi dan Pak Ariesandi membagikan begitu banyak ilmu dan informasi. Tentu semuanya dengan maksud dan niat baik. Namun, tidak dipungkiri bahwa menjelaskan soal pikiran dan perasaan bukanlah hal yang semudah membalik telapak tangan dan pemahaman setiap orang pastilah berbeda-beda sesuai persepinya masing2. Yang buat saya prihatin, banyak orang yang setelah “tersesat ke jalan yang benar” karena tulisan-tulisan Pak Adi dan Pak Ariesandi kadang tersesat kembali ke jalan yang salah karena lupa pada tujuan semula saat praktiknya dan akhirnya jadi fokus pada masalah. Fokus pada masalah inilah yang akhirnya menjadi mental block baru yang lebih susah diatasi kalau orang tidak segera sadar. Perlu diingat salah satu hukum pikiran adalah: pada pikiran apa kita sering berfokus, pada pikiran itulah kita beri energy (charge) hingga dia menjadi hidup dan tambah besar.

Saya berikan contoh percakapan saya dengan seorang anggota milis yang sudah lama menjadi sahabat chatting saya. Mohon maaf bahwa gaya bahasa saya adalah gaya bahasa kepada seorang sahabat dan saya copy apa adanya agar lebih orisinil. Selamat membaca, dan semoga mendapat berkat dari teman saya ini juga yang telah memberkati saya pagi ini dengan pertanyaanya 


XYZ(1/24/2010 8:41:58 AM): nanyak ttg mekanisme pikiran donk
Momo (1/24/2010 8:59:19 AM): eh
Momo (1/24/2010 8:59:21 AM): gak salah?
Momo (1/24/2010 8:59:27 AM): udah banyak baca buku kan?
Momo (1/24/2010 8:59:31 AM): apa yang mau ditanya?
XYZ(1/24/2010 8:59:35 AM): ??
XYZ(1/24/2010 8:59:45 AM): pertanyaan 1
XYZ(1/24/2010 9:00:09 AM): mungkin gak sih orang lupa ingatan kaya di film2, nama nya sapa gak tau
XYZ(1/24/2010 9:00:16 AM): tapi dia bisa berbahasa
Momo (1/24/2010 9:00:16 AM): mungkin
Momo (1/24/2010 9:00:31 AM): karena alokasi memori itu gak cuma di satu tempat
XYZ(1/24/2010 9:00:40 AM): ooo
XYZ(1/24/2010 9:01:54 AM): terus
XYZ(1/24/2010 9:02:18 AM): kalo kita make a deal sama ego state, tapi kita pas gak dalam kondisi trance ntu bakalan permanen gak ya?
XYZ(1/24/2010 9:02:38 AM): kalo reframing ya setahu ku musi dalam kondisi somnam
Momo (1/24/2010 9:02:43 AM): hmm
Momo (1/24/2010 9:02:56 AM): tahu dari mana kalau lagi gak trance?
XYZ(1/24/2010 9:03:22 AM): gak tau kalo lagi trance apa gak
XYZ(1/24/2010 9:03:37 AM): kalo emang tahu beneran lagi gak trance gimana?
Momo (1/24/2010 9:03:50 AM): makanya aku tanya
Momo (1/24/2010 9:04:00 AM): tahu dari mana trance apa enggak?
XYZ(1/24/2010 9:04:03 AM): misalnya dia pake EEG
Momo (1/24/2010 9:04:18 AM): apakah orang kalau mau terapi mesti selalu pakai EEG?
XYZ(1/24/2010 9:04:29 AM): ya gak musi
Momo (1/24/2010 9:04:40 AM): terus yang penting dari suatu terapi itu apa?
XYZ(1/24/2010 9:04:49 AM): so, suppose ada 1 orang pas pake EEG
XYZ(1/24/2010 9:05:02 AM): terus dia pas dibaca itu eeg dia lagi gak kondisi trance
Momo (1/24/2010 9:05:07 AM): so, suppose ada 1 orang pakai EEG atau enggak pakai EEG
XYZ(1/24/2010 9:05:10 AM): nah.. pas gak trance itu dia make deal sama ego state
Momo (1/24/2010 9:05:13 AM): dari terapi itu apa yang paling penting?
XYZ(1/24/2010 9:05:14 AM): kalo gitu gmn?
Momo (1/24/2010 9:05:41 AM): entah dia pakai ego state atau teknik apa apun
Momo (1/24/2010 9:05:50 AM): apa yang paling penting dari suatu teknik terapi?
XYZ(1/24/2010 9:06:26 AM): dia sembuh + permanen
Momo (1/24/2010 9:06:48 AM): ya sudah
Momo (1/24/2010 9:06:50 AM): intinya
Momo (1/24/2010 9:06:55 AM): bukan soal utama dia trance apa enggak
Momo (1/24/2010 9:06:59 AM): EEG apa enggak
Momo (1/24/2010 9:07:03 AM): pakai teknik apa enggak
Momo (1/24/2010 9:07:08 AM): yang penting dia sembuh
Momo (1/24/2010 9:07:10 AM): gitu aj
Momo (1/24/2010 9:07:18 AM): dan soal dia mau sembuh dengan mudah
Momo (1/24/2010 9:07:19 AM): apa susah
Momo (1/24/2010 9:07:25 AM): dia yang pilih sendiir prosesnya
XYZ(1/24/2010 9:07:31 AM): nha ini pertanyaan nya, kalo dia pas gak trance(somnam) bakalan PERMANEN gak....
Momo (1/24/2010 9:07:48 AM): nih dia yang mesti kamu jawab
Momo (1/24/2010 9:07:52 AM): kalau permanen kenapa
Momo (1/24/2010 9:07:55 AM): kalau enggak kenapa?
Momo (1/24/2010 9:08:08 AM): karena orang yang sudah sembuh dengan permanen aja
Momo (1/24/2010 9:08:13 AM): dia masih bisa bikin masalah yang lain
XYZ(1/24/2010 9:08:30 AM): kalo permanen ya bagus lah
Momo (1/24/2010 9:08:34 AM): sementara orang yang gak sembuh dan permanen sakitnya aja
XYZ(1/24/2010 9:08:44 AM): kalo gak permanen, yaa.. pas masalahnya balik lagi dia musi do something lagi kan
Momo (1/24/2010 9:08:46 AM): dia masih bisa hidup dengan baik dan berprestasi
Momo (1/24/2010 9:08:47 AM): kok
Momo (1/24/2010 9:09:05 AM): apakah orang yang fobia ketinggian gak bisa hidup dengan baik dan bahagia?
Momo (1/24/2010 9:09:19 AM): bisa
Momo (1/24/2010 9:09:29 AM): apakah orang yang minder gak bisa sukses?
Momo (1/24/2010 9:09:34 AM): banyak kok orang yang pemalu
Momo (1/24/2010 9:09:35 AM): bisa sukses
Momo (1/24/2010 9:09:45 AM): so, masalah itu sebenarnya TIDAK RELEVAMN
Momo (1/24/2010 9:09:48 AM): RELEVAN
Momo (1/24/2010 9:10:06 AM): respon kita terhadap masalah itu yang menentukan kesuksesan kita
Momo (1/24/2010 9:10:30 AM): ada dua orang
Momo (1/24/2010 9:10:33 AM): si A dan B
Momo (1/24/2010 9:10:40 AM): sama-sama takut bicara di depan umum
Momo (1/24/2010 9:10:41 AM): si A
Momo (1/24/2010 9:10:50 AM): seumur hidupnya habisakan waktu banyak dan biaya
Momo (1/24/2010 9:10:54 AM): untuk sembuhkan masalahnya
Momo (1/24/2010 9:11:00 AM): si B
Momo (1/24/2010 9:11:04 AM): dia tahu masalahnya
Momo (1/24/2010 9:11:20 AM): akhirnya dia cari solusi gimana dia bisa sukes meski dia takut bicara di depan umum
Momo (1/24/2010 9:11:24 AM): akhirnya dia jadi penulis sukses
Momo (1/24/2010 9:11:29 AM): dan buku2nya laris
Momo (1/24/2010 9:11:37 AM): karena dia hanya perlu bicara lewat jarinya
Momo (1/24/2010 9:11:43 AM): kamu sekarang lagi jadi si A/
Momo (1/24/2010 9:11:50 AM): atau si B mindsetnya?
Momo (1/24/2010 9:11:54 AM): dari segala chattingan kita
Momo (1/24/2010 9:11:56 AM): sejak dulu
Momo (1/24/2010 9:12:00 AM): kamu mindsetnya si A
Momo (1/24/2010 9:12:06 AM): atau si B?
Momo (1/24/2010 9:12:14 AM): lepas dari apa pun masalahmu
Momo (1/24/2010 9:12:26 AM): kamu si A yang fokus pada masalah
Momo (1/24/2010 9:12:37 AM): atau si B yang memilih fokus pada solusi?
Momo (1/24/2010 9:12:40 AM): coba renungkan
XYZ (1/24/2010 9:14:47 AM): hmm... ini yang namanya tekhnik membelok kan
XYZ(1/24/2010 9:14:51 AM): tapi ndak apa apa
XYZ(1/24/2010 9:14:56 AM): aq dapet insight baru
Momo (1/24/2010 9:15:04 AM): ya itu yang penting
Momo (1/24/2010 9:15:09 AM): peningkatan kesadaran
Momo (1/24/2010 9:15:21 AM): daripada mencoba membersihkan tempurung si katak
Momo (1/24/2010 9:15:29 AM): lebih baik keluarkan katak dari tempurungnya
Momo (1/24/2010 9:15:36 AM): aku sudah bosan melihat perilaku katakmu
Momo (1/24/2010 9:15:38 AM):
Momo (1/24/2010 9:15:45 AM): lebih baik membuatmu jadi manusia lagi
Momo (1/24/2010 9:15:47 AM):

Rudi Muliyono (Momo), C.Ht. - QHI
Certified-Client Centered Counselor & One Session Cleared Therapist

Commited and proven to heal drugs addicted, trauma and phobia in only one session therapy. Helping people to achieve peak performance, maintaining self-development & have a peace of mind.

Wednesday, January 13, 2010

Jadi Rajin dan Lepas Dari Ketagihan Ganja

Pak Rudi, sejak diterapi Pak Rudi. Saya berhasil lepas dari kecanduan ganja. Karenanya tubuh saya juga jadi lebih sehat dan pikiran saya lebih jernih. Skripsi yang saya tunda-tunda akhirnya selesai.

Arya - mahasiswa
Calon pilot

Hidup Berubah dan Maju Pesat Dalam Berbagai Hal

Makasih ya Mas MOMO.

Sekarang banyak kemajuan yg aku dapatkan. Aku jadi tahu pengen kemana sebenarnya hidup ini. Rangkaian peristiwa saling berhubungan membantu aku.

Thanks.

Icha - Jogja
Ibu rumah tangga, pebisnis dan networker.

Monday, January 4, 2010

Cara Melepas

Akhirnya…

Saya tulis juga ya tulisan yang satu ini. Sudah ditagih sama satu orang dan rasanya orang itu sudah ngambek karena gak saya tulis-tulis juga hahaha… Mohon maaf ya :-D Saya hanya baru bisa menulis setelah data-datanya lengkap dan hati ini tergerak. Jujur aja sekarang saya juga masih bingung mau nulis apa. Saking banyaknya yang mau saya sharingkan. Baiklah, semoga tulisan ini menulis sendiri bagi kita semua ya ^_^

Bagian yang paling sulit dalam melepas… adalah melepaskan diri sendiri ^_^

Hoh?

Baiklah, sebelum masuk ke tema di atas. Saya mau cerita sedikit ya. Alkisah di jaman dahulu… Errrr terlalu jadul openingnya, ganti dulu ya hehehe…

Adalah hal yang wajar orang ingin menikmati jerih payahnya sendiri  Maka, saat ada rejeki lebih, saya membeli sepatu yang bagus di mal yang isinya memang banyak toko yang menjual barang-barang dengan kualitas baik dan ternama. Saya ingat bahwa dulu sekali, jaman saya masih kecil. Saya seringkali dipaksa memakai sepatu yang kesempitan karena kaki saya lebih besar dari kebanyakan orang dan mencari ukuran sepatu saya dalam merek lokal itu susah. Akibatnya jari kaki saya banyak yang kurang lurus karena sering ketekan sepatu hahaha…

Jadi, saya sayang-sayang banget sama sepatu ini. Bayangin aja, udah nol nya 6 biji harganya wakakaka Meski cuma untuk diinjak, setidaknya sepatu ini bikin saya enjoy kalau jalan lama dan tetap merasa nyaman dan segar karena peredaran darah lancer. Apalagi kualitasnya memang OK dan enak dipakai. Jadilah sepatu ini hampir setiap kali menemani saya. Di ruang terapi, di mal, di jalanan.

Wah senangnya….

Sampai....hilang lah sepatu ini semenjak saya pakai baru beberapa bulan! Dicuri tepat dari balik pintu kamar kos saya. Yang saya kira aman karena penghuninya anak-anak sekolah mode yang kebetulan dekat sama tempat kos saya (asumsi: anak sekolah mode mampu bayar kos harga segitu masa nyolong? <- asumsi yang terbukti salah. Belum tentu pula yang nyolong penghuni kos kan hahaha… Itulah mengapa saya menulis bahwa kita seringkali tertipu pikiran kita sendiri karena kemampuan memroses data yang gak lengkap.)

Wah sedihnya….

Begitulah hidup terkadang ya :p Jujur saya dongkol luar biasa. Saya jarang membeli sesuatu yang special, apalagi cuma sepatu. Karena, saya tipe orang yang praktis. Gw butuh gw beli, enggak ya bodo amat. Ngapain mahal-mahal, gitu. Eeh sekali-kalinya udah suka banget, ilang! Biasa deh, sindrom kesel, dumel2 marah bahkan sampai tanya sama Tuhan juga saya lakukan (waktu senang pas beli lupa bilang terima kasih sama Tuhan, pas sepatunya ilang, tanya….bener-bener deh hahaha)

Tapi… itu adalah langkah yang tepat 

Saat saya diam dalam rileksasi mental saya. Masuk ke dalam benak dan relung hati saya sendiri. Setelah sebelumnya berkutat dengan banyak pikiran dan analisa yang malah membuat saya makin dongkol. Akhirnya hati saya menjawab demikian:

Momo, selama kamu pakai sepatu itu, apakah kamu puas?

Puas dong!


Apakah pernah sekali saja sepatu itu mengecewakanmu?

Enggak!


Apakah pantas segala kenikmatan yang kaudapatkan dengan harganya?

Puas.


Apakah setelah segala kebaikan di atas kau dapatkan, dan sekarang masa pakai sepatu itu habis untukmu, kamu berhak marah?

……..


Speechless. Saya langsung berhenti marah, kesal dan kecewa.


Memang saat ini sepatu itu tidak ada lagi  Bahkan saya belum beli gantinya karena harganya mesti buat saya mikir kalau mau beli lagi wakaka :p Tetapi saya sadar. Saat bersama saya. Tidak pernah sekalipun saya dikecawakan olehnya. Saat-saat menyenangkan saya menggunakannya, saya sangat menikmatinya. Tidakkah hal ini layak disyukuri? Dan bukankah momen ini, bisa terulang kembali?

Ya!

Seperti kata Mr. Gobind Vashdev saat menjadi pembicara gathering di Yayasan Mitra Netra. Kita sesungguhnya tidak pernah kehilangan apa pun. Saat sesuatu hilang dari kita. Maka, akan terbuka ruang dan waktu bagi yang lain. Saya memang belum lagi beli sepatu kulit yang bagus itu. Namun, saya jadi bisa beli sepatu lain yang berbahan sol karet dan mereknya sangat popular saat ini karena begitu enak dipakai. Sepatu ini bisa saya pakai naik gunung, lari-lari dan juga bahkan untuk kencan santai di mal hahaha… Harganya hanya separuh sepatu yang hilang namun fungsinya dua kali lipat. Dimana saya gak bakalan beli kalau sepatu saya yang sebelumnya masih ada (Ingat kan bahwa saya orang yang praktis?).

Dan seperti halnya melepaskan perasaan terhadap sepatu. Begitu pula caranya melepas perasaan terhadap orang lain. Termasuk… orang yang kita cintai  Perlu saya cerita lagi? Ga perlu ya. Tinggal ganti sepatunya sama nama orang yang ingin Anda lepaskan hahaha…

Namun hal yang paling sulit adalah: melepaskan diri sendiri.

Ok, anggaplah Anda mengerti maksud dari cerita di atas. Tetapi… ih…kok harus gw sih yang ngalah, kan dia yang salah!!! Hahaha… ada pikiran gitu?  Hmmm wajar. Saya tidak akan bicara soal memaafkan atau pengampunan atau apa pun. Itu sudah pernah ditulis oleh Pak Adi, Pak Aries maupun guru-guru sepuh lainnya. Saya akan bertanya kepada diri Anda:

1. Jika memang diri Anda yang saat ini mungkin begitu sedih, marah, kecewa juga tidak bahagia, dll. Mengapakah Anda masih saja mau mempertahankannya?


2. Tidakah Anda tahu? Selama Anda kekeuh mempertahankan kondisi saat ini. TIDAK AKAN PERNAH ADA ruang bagi hal yang berbeda untuk SAAT INI termasuk kebahagiaan?


“Iya, tapi kan susah!!!!” Ya iya lah, kalau gampang, semua orang sudah tercerahkan dan jadi suci :p

Tapi, apakah bisa dilatih? BISA! Coba jawab deh tiga pertanyaan di bawah ini:

Apakah Anda MAU berbahagia dan sukses?

Apakah Anda BISA berbahagia dan sukses?

Apakah diri Anda yang saat ini LAYAK untuk berbahagia dan sukses mendapatkan impian Anda?


Salah satu jawaban tidak lolos. Artinya Anda harus melepaskan diri Anda dengan segala pikiran dan pembenarannya saat ini dan mulai belajar menjadi diri Anda yang sesuai keinginan Anda. Kalau tiga pertanyaan di atas Anda lolos semua, SELAMAT! Anda pasti sudah sukses lahir-batin sesuai dengan kemauan Anda apa pun kondisinya 

Rudi "Momo" Muliyono, C.Ht. - QHI
Certified - Client Centered Counselor& Mind Therapist
http://rudi-muliyono.blogspot.com