Friday, March 12, 2010

Hidup Ini Adalah Penderitaan ^_^

Sering dengar statement itu?

SAMA :p

Saya baru saja membaca beberapa bagian dalam buku Hidup Senang Mati Tenang tulisan Ajahn Brahm. Saya adalah salah satu penggemar tulisan-tulisan beliau dan belajar mempraktekannya.

Kok bisa ya ada statement begitu?

Begini, saya mendengar curhat dari seorang teman yang patah hati. Dia begitu menderita karena merasa hampa hidupnya tanpa kekasih (kayak lagu ya :p). Anehnya, ada teman saya yang sudah menjalin relasi dengan pasangannya lebih dari 6 tahun, dia juga bisa tiba2 merasa sedih dan kemudian curhat sama saya. Ada lagi seorang yang lain teman saya. Sangat sukses di seusianya. Guru piano yang handal, murid2nya seringkali juara saat lomba dan lulus tes dengan nilai sempurna. Kepala Cabang di suatu dealer piano kelas atas. Bahkan sampai menjadi salah satu penampil di festival Java Jazz lalu. Dia juga curhat sama saya dan bilang hidupnya begitu berat dan penuh tekanan. Sampai kadang mesti minum Xanax dan Zoloft. Padahal, dia punya kekasih, unit apartment yang bagus, mobil keluaran terbaru dan karir yang gemilang. Tampan dan masih muda pula. Apa yang kurang coba?

Saat ini lah saya sadar bahwa sesungguhnya derita itu TIDAK RELEVAN dengan situasi yang kita hadapi saat ini.

Buktinya? Dalam kondisi apa pun orang selalu saja bisa menderita dan ingin lepas darinya. Jadi, sebenarnya bukan kondisinya kan yang membuat penderitaan. Tetapi kurangnya rasa bahagia (kekeringan batin) itulah yang membuat kita menderita. Dan hal inilah yang seringkali membuat orang tidak sukses dalam hidupnya. Sukses dalam arti gak sekadar punya uang, tapi juga tenang batinnya.

Padahal, bagi yang sudah membaca buku Pak Adi dan Pak Ariesandi, Becoming A Money Magnet tahu bahwa orang yang bahagia dan tenang itu level energinya sangat tinggi. Dan, semakin tinggi level energy, semakin mudahlah orang mendapatkan apa pun yang diinginkannya.

Jadi, seharusnya orang itu BAHAGIA SEKARANG juga. Karena dengan bahagia itulah orang otomatis akan menarik kekayaan dan semakin kaya semakin harinya.

Eh yang betul? Loh, kan sudah ada penelitian ilmiahnya! Plus, saya sudah membuktikan hal ini dengan eksperimen kecil2an di sebuah perusahaan agency asuransi. Awalnya cuma karena saya bosen melihat seorang teman saya tiap kali dateng ke kantor bukannya setor SPAJ tapi malahan setor muka BT dan bikin BT orang lain dengan curhatnya yang gak abis2. Sampai leadernya nyerah dan minta saya ngomong sama dia. Jadilah awalnya saya menemukan teknik ini dengan gak sengaja. Dia berubah hanya dengan dua kalimat saya ini:

B, kamu sendirian selalu sedih? Atau kadang bisa hepi juga meski sendirian? -> Ya, bisa hepi sendiri juga sih meski sendiri kadang.
Terus, kalau sama teman/rame-rame itu selalu hepi atau kadang bisa sedih juga? -> Ya, kadang bisa sedih juga sih.

Jadi, kamu sekarang sedih itu karena sendirian/rame-rame atau karena kamu yang milih jadi sedih?

Teng nong, si B diem aja dan mikir. Dan setelah kesadarannya kebuka dia tanya sama saya gimana caranya dong supaya dia gak sedih2 lagi.

Nah, saya jawab dengan memintanya melakukan langkah AFL berikut ini:

Acknowlede (Akui):
Kebanyakan orang berusaha memendam atau melarikan diri dari masalah ini. Mungkin karena gak mau kelihatan lemah sehingga berusaha (pura-pura) kuat. Misalnya, berusaha menutupi kesedihan/deritanya dengan cara minum-minum. Entertaining: karaoke, makan, kerja, dll. Yang intinya mencari kesenangan dari luar. O ow hal ini malah membuat emosi yang dipendam bertambah buruk. Setelah aktifitas pelariannya selesai, tambah parah lah perasan negative (derita)nya. Gimana caranya supaya emosnya bisa dilepas?

Akui kondisi Anda saat ini.

Rasakan perasaan Anda dan sejujurnya katakan dalam hati, “Kondisi saya saat ini…..” (isi dengan apa pun sedetil2nya apa yang mengganjal pikiran dan perasaan Anda)

Contoh: Hiks hiks, gw sekarang lagi BT banget, benci sama si X. Tapi gw kangen banget sama dia ;-( (gitu salah satu contohnya hehehe)


Forgive (Memaafkan) and Let Go.
Memaafkan akan jadi proses yang lebih mudah setelah Anda akui dulu masalahnya. Makanya ditaruh di langkah pertama ya akuinya. Sama seperti ada makanan busuk yang mau Anda buang. Lebih mudah membuangnya setelah Anda keluarkan dari laci Anda. Akan lebih mudah memaafkan kondisi saat ini setelah Anda mengeluarkan “makanan busuk” dari “laci” hati Anda dan memandang (menerima) kondisinya apa adanya. Lah kalau gak keliatan/ dikeluarin semua kan gak bisa dibuang total gitu loh ;p

Lanjutkan dengan kalimat ini:
Meski kondisi saya saat ini seperti ini. Gimana caranya ya saya tetap bisa …? (isi dengan keadaan yang Anda inginkan, misalnya: bahagia, tenang, dll)

Pikiran dirancang untuk selalu memberikan jawaban. Dengan bertanya secara positif, Anda akan mendapatkan jawaban positif. Itulah mengapa yang negative dikeluarkan di langkah pertama dulu setuntas-tuntasnya. Dan langkah kedua sesungguhnya mengubah fokus seseorang dari masalah (hal yang tidak diinginkan) kepada solusi (hal yang diinginkan).

Pada langkah ini juga kita sebenarnya sedang menggunakan hukum kerja pikiran. Kemana pikiran diarahkan, kesitulah energi kita curahkan dan objeknya tumbuh. Jadi, setelah kalimat tanya positif di atas Anda tanyakan ke dalam hati Anda. Anda boleh tulisan jawabannya dan LANGSUNG LAKUKAN. Jawaban yang berasal dari hati Anda keluar berdasarkan data hidup Anda selama ini. Sudah diukur sesuai dengan kapabilitas&kemampuan Anda. Jawababannya pasti bisa Anda lakukan dan mudah. Dan, jika Anda lakukan, saat itu juga Anda telah melepaskan diri dari masalah dan menuju pada solusi. Langsung ada hasilnya. Dijamin!

Kembali ke kasus B di atas. Setelah dia melakukan langkah2 di atas. Dia kaget karena jawaban dari hatinya begini: Alah! Lo Cuma BT gara2 capek doang, bukan kesepian. Nebak2(analisa) sendiri sih. Udah rebahan santai aja dulu. Kan capek abisan pulang kerja. Si B yang biasanya setelah pulang ke rumah BT terus langsung deh kirim message ke orang via BB untuk cari teman dan kabur keluar setelahnya (main bilyard, dll) dengan konsekuensi pulangnya dia tambah BT karena duitnya abis, kali ini dia ingat panduan saya dan dia lakukan. Eh benar juga ya, dia merasa enakan setelah rebahan sebentar. Terus, dia tanya lagi ke dalam hatinya. Gimana ya caranya supaya bisa lebih hepi lagi? Dijawab: bikin teh manis anget aja. Sekalia lagi dia sempat ragu (analisa). Tapi, dia memilih melakukan. Eh, benar tambah hepi. Dia tanya lagi, dapat jawaban lagi, dia tambah hepi lagi. Sampai dia lupa bales message saya dua jam wakakakka….

Pikiran yang sering kita pilih, pikiran inilah yang akan tumbuh. Kadang, tanpa disadari kita telah terbiasa memilih pikiran buruk. Setelah kita melekati pikiran buruk ini. Munculah perasaan buruk. Kita pun bertindak buruk. Lama2 jadi perilaku dan setelahnya jadi kebiasaan (habit). Sedikit-sedikit berpikir buruk. Dengan teknik AFL di atas. Setiap kali Anda ingat, Anda lakukan. Maka pikiran Anda mulai dilatih fokus ke hal yang baik (positive) yang Anda inginkan. Pikiran bahagia membuahkan perasaan bahagia, perasaan bahagia membuat orang bertindak yang membahagiakan. Sering seperti ini lama2 perilaku kita menciptakan kebahagiaan. Teruskan, dan kita akan terbiasa jadi orang yang tahu caranya berbahagia dalam segala hal. Saat kebahagiaan mampu disadari dan diciptakan. Semakin mudah menarik dan menemukannya dalam hidup kita.

BUKTIKAN!



Ps: dari kasus B di atas, saya mulai buka kelas buat lebih banyak orang. Dari peserta kelas ini, saya dapat banyak sharing yang menakjubkan. Dari sini saya semakin matang dengan teknik ini. Dimintalah saya buka kelas untuk keseluruhan perusahaan. Hasilnya sangat bagus dan akhirnya saya diminta jadi salah satu coach kelas khusus high achiever di perusahaan afiliasi asuransi ini. Ehh… tentunya saya sendiri adalah salah seorang top agent di perusahaan ini ya. Kan semua teknik yang saya bagi adalah hasil dari pengalaman (pembuktian) pribadi dan juga konversi dari pengalaman saya memberikan terapi di dalam ruangan. Langkah2 sederhana di atas lahir dari pengamatan saya bahwa teknik terapi di ruangan ternyata sulit diterapkan di lapangan. Jadi, saya putuskan BACK TO BASIC. Kembali ke cara kerja pikiran Menciptakan teknik yang SEE (Simple Easy dan Effective). Saya akan membagikan teknik ini sesuai misi saya: “To make other people life worthy also.”


Rudi Muliyono (Momo), C.Ht. - QHI
Certified-Client Centered Counselor & One Session Cleared Therapist
Commited and proven to heal drugs addicted, trauma and phobia in only one session therapy. Helping people to achieve peak performance, maintaining self-development & have a peace of mind.

No comments:

Post a Comment